PENDAHULUAN
* Latar Belakang
Kali ini, saya mendapatkan kembali tugas Softskill dari dosen. Untuk tugas Softskill kali ini, saya sendiri akan berupaya menceritakan kembali kisah dari Film “Children of Heaven”
Dimohon pembaca harap maklum kalau kali ini tidak sesempurna yang ada di pikiran pembaca sekalian.
PEMBAHASAN
* Isi
Cerita film ini mengambil lokasi di Timur Tengah, cerita awal dimulai dari seorang anak yang bernama Ali yang tinggal sangat sederhana di sebuah rumah, dia juga tinggal dengan kedua orang tuanya dan dua adiknya. Di suatu hari, ketika Ali sedang di tempat sol sepatu bermaksud untuk mengambil sepatu adiknya yang telah selesai diperbaiki ditempat tsb karena sobeknya sepatu adik Ali yang bernama Zahra.
Kemudian setelah Ali mengambil sepatu ia pun tak lupa untuk membeli kentang yang disuruh oleh ibunya yang tak jauh dari tempat ia mengambil sepatu. Sesampainya ditempat, Ali membeli kentang dan ia menaruh sepatu itu di dekat tumpukan kentang.
Sewaktu Ali membayar kentang, datanglah seorang pemulung yang sedang mengais-ais barang, dan kebetulan sepatu Zahra milik adik Ali ikut diambil oleh pemulung itu, setelah selesai melakukan pembayaran Ali kembali untuk mengambil sepatu adiknya yang ia taruh, alangkah kagetnya ketika ia melihat sepatu itu sudah tidak ada, Ali pun tampak kebinguan.
Tak lama Ali pun pulang dengan wajah sedih. Sesampainya di rumah, Zahra menanyakan sepatunya kemana, tetapi Ali menceritakan denagan jujur bahwa sepatu Zahra hilang saat Ali membeli kentang di pasar tadi. Zahra tampak menangis dan sedih, dan meminta kakaknya untuk mencari sepatu. Zahra tau bahwa ayahnya tak mungkin untuk bisa membeli sepatu dikarenakan penghasilan ayahnya yang cukup buat makan sehari-hari aja. Lalu Ali pun mencari ke seluruh gang-gang kecil, namun tak berhasil ditemukan.
Akhirnya Ali pulang dan kembali menceritakan bahwa sepatunya tidak ditemukan, dan sebagai seorang kakak yang penuh tanggung jawab ia meminjamkan sepatu miliknya untuk dipakai oleh adiknya, yang kebeteluan juga bahwa si Ali sekolah pada siang hari dan Zahra pada pagi hari. Setelah beberapa hari, kejadian meminjam sepatu ini mengakibatkan Ali sering terlambat masuk sekolah dan mendapatkan masalah atas keterlambatannya.
Di lain sisi, Zahra tetap bertekad untuk menemukan kembali sepatunya yang hilang. Ia pun mencari kesana kemari dan akhirnya menemukan kembali sepatu yang ia rasa mirip dengan punyanya.
Sepatunya itu dipakai oleh anak lain yang seusia dengannya. Setelah ditelusuri, ia menemukan bahwa anak itu adalah anak seorang tuna netra dan ia mengurungkan niatnya untuk mengambil sepatu itu karena merasa anak itu lebih baik memakai sepatunya. Dan ia kembali seperti biasa yang tetap menukar sepatu dengan kakaknya setiap harinya.
Di kemudian hari ada suatu perlombaan lari jarak jauh antar sekolah, dengan harapan ia juara ketiga. Mengapa ? padahal anak yg lain ingin mengambil juara ke satu. Karena si Ali ingin mendapatkan hadiah juara ketiga yaitu sepasang sepatu. Ia pun dengan perjuangan keras terus bertanya ke pihak sekolah agar diperbolehkan untuk mewakili sekolahnya, akhirnya setelah melalui test yang ketat Ali pun berhasil ikut lomba.
Ia pun mengabarkan kepada adiknya bahwa ia akan menjadi juara ketiga, lalu ditanya adiknya “Kenapa juara ketiga kak ?” Ali : “Karena memang utk hadiah ketiga buat kamu”. Ali pun sangat yakin akan menjadi ketiga.
Lalu lomba pun dimulai, ditengah lomba Ali teringat akan adiknya untuk memakai sepatu baru yang nanti ia menangkan. Saking semangatnya untuk lomba berlari, ia tak peduli bahwa sepatu yang ia pakai untuk berlari jebol, kakinya berdarah, dll. Karena motivasi yg ia miliki untuk mendapatkan sepatu itu.
Akhirnya tak lama ia pun menjadi juara pertama, yang membuat ia kecewa karena ia ingin mendapatkan sepatu itu. Lalu ia bertanya kepada gurunya “Apakah aku juara ketiga pak ?” Pak guru pun tertawa, ia menjawab “Kamulah juara pertamanya !” Ali pun tampak kecewa, saat di foto bersama supporternya ia tampak diam tak menentu.
Ia juga kecewa tak mendapat sepatu itu. Secara tidak kebetulan di tempat lain, sang ayah Ali membeli sepatu untuk adiknya Zahra. Ali pun sangat senang mendapat kabar itu. Dan di kemudian hari Ali memang menjadi pelari yang professional.
PENUTUP
* Kesimpulan
Kita sebagai manusia jika sudah bertekad untuk satu tujuan harus terus dilaksanakan (Maju Terus Pantang Mundur), seperti contoh film diatas. Seorang kakak yang begitu peduli kepada adiknya, yang hanya gara-gara sepatu yang rusak, untuk bisa membelikan sepatu yang baru dengan kerja keras, semangat dan tekad yang tinggi.
Ali juga mempunyai tanggung jawab yg besar agar bisa membelikan sepatu adiknya, tetapi ia malah tak dapat setelah mengnikuti lomba lari, dan ayahnya yg membeli sepatu adiknya
Sumber gambar saya ambil dari http://www.google.com
NB : Maaf jika ada kekurangan, kesalahan, dll dalam saya menulis. Karena memang saya bukan seorang penulis yang bagus, karena masih banyak kekurangan disana-sini
(NB untuk Bu Dosen) :
Maaf bu, film yang saya deskripsikan adalah film luar negeri. Bukan seperti yang diharapkan film dari dalam negeri, karena banyak dari teman saya yang mengambil dari film dalam negeri, spt contoh : Laskar Pelangi, Sang Pencerah, Surat Kecil Untuk Tuhan, dll yang sudah pasti adalah tugas Softskill ini.
Dengan begitu saya inisiatif, mengambil deskripsi dari film luar yang menurut saya sangat menyentuh hati.